NENEK DAN SECANGKIR KOPI

Dari sudut cafe ini aku memperhatikannya.  Tampilannya sangat sederhana. Berbaju biru panjang plus jilbab berwarna pink. Umurnya ku taksir sekitar 60an atau bisa jadi lebih tua dari pada itu. Kulit wajahnya gelap dan mulai mengeriput. Ketika ia datang cafe tempat tongkronganku ini masih sepi. Hanya ada empat atau lima orang saja.

Ibu tua itu datang menyalami kami satu persatu. Aku orang pertama yang disalaminya. Kemudian menyusul orang yang duduk didepanku, pelayan hingga orang yang sedang meracik air. Kebetulan dapur di cafe ini terbuka dan terletak di bagian depan. Sehingga siapa saja bisa melihat orang di dapur sedang mengolah pesanan pembeli.

Ibu itu kemudian duduk di salah satu bangku  kosong. Dia menunggu minuman yang sudah dipesannya. Pandangannya hanya mengarah ke arah depan. Tatapannya kosong,  sesekali dia berbicara sendiri. Namun terkadang  dia tampak berdiskusi sambil sesekali tersenyum. Tidak lama kemudian Ibu tua mengeluarkan sebatang rokok dan menghisapnya dengan nikmat.

Pesanannya pun datang. Ada yang aneh dari minuman yang dipesannya. Di atas meja ada dua gelas, kopi dan teh. Sebelumnya dia juga telah minum air aqua gelas.  Aku mendekatinya.

“Nenek dari mana?”

“Nenek baru pulang jalan jalan. Karena capek nenek singgah kemari sebentar”

“Sendirian?” tanyaku

Dia menggeleng. Sambil menghisap lebih dalam rokoknya dia menjawab.

“Nenek pergi  sama anak dan cucu”

“Dimana mereka?”

Dia mendongakkan kepalanya seakan menunjukkan posisi mereka. Aku mengitari pandanganku. Tidak ada orang.

“Mereka disamping kamu” Kata Nenek sambil tersenyum.

8 thoughts on “NENEK DAN SECANGKIR KOPI

Leave a reply to buzzerbeezz Cancel reply